Total Tayangan Halaman

Rabu, 12 Januari 2011

tugas METODE PENELITIAN

Pertanyaan

1.Ilmu pengetahuan dan penelitian memiliki keterkaitan yang kental dan sulit dipisahkan antara yang satu dengan lainnya. Pertanyaannnya adalah :
a.Apakah hubungan antara ilmu pengetahuan dan penelitian? Jelaskan?
b.Apakah kontribusi ilmu pengetahuan dan penelitian dalam perkembangan kehidupan manusia? Jelaskan !

2.Masalah dan variable penelitian merupakan suatu yang urgen dalam masalah penelitian dan penelitian tidak akan pernah terjadi jika kedua hal tersebut tidak ada. Pertanyaannya adalah :
a. Bagaimanakah cara menggali/menemukan masalah penelitian? Jelaskan!
b. Buatlah latar belakang masalah singkat, jika masalah penelitiannya adalah : apakah penerapan PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN 1 patrang ?
c. Buatlah definisi operasional variable penelitian pola 1 berkaitan dengan masalah penelitia pada soal poin b diatas

3.Setelah rumusan masalah dirumuskan secara jelas, perlu dikaji lagi melalui kajian pustaka. Pertanyaannya adalah :
a.Mengapa penelitian perlu ditunjang oleh kajian pustaka yang memadai? Jelaskan !
b.Apakah hubungan antara kajian pustaka dengan hipotesis penelitian? Jelaskan!
c.Hal – hal apa saja yang perlu dimuat dalam kajian pustaka ? Jelaskan !
4. Penelitian dapat dilaksanakan pada sasaran populasi atau sasaran sampel. Pertanyaannya adalah :
a.Mengapa penelitian boleh dilakukan secara sampel? Jelaskan!
b.Jika kondisi data heterogen dan berkelas, teknik pengambilan sampel apakah yang tepat untuk dilakukan? Jelaskan dan berikan argumentasinya!

5. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan dengan berbagai alternative design. Pertanyaannya adalah :
a.kapankah desain penelitian deskriptif dapat dianggap tepat untuk diterapkan
b.Buatlah satu rumusan masalah penelitian deskriptif dalam bidang pembelajaran pada salah satu bidang studi di SD!
c.Apakah kelebihan penelitian deskriptif? Jelaskan!













Jawaban

1.a) Ilmu pengetahuan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Di satu sisi ilmu pengetahuan dapat menjadi dasar dan acuan dalam pelaksanaan penelitian sehingga penelitian yang dilaksanakan memiliki arah dan tujuan yang jelas. Ilmu pengetahuan juga dapat memberi arah dan dasar perumusan hipotesis penelitian yang akan diuji melalui pengumpulan data di lapangan. Di sini ilmu pengetahuan dapat berperan memberi jawaban sementara terhadap masalah penelitian hingga dapat terbukti melalui pengumpulan dan analisis data, apakah hasil pengumpulan dan analisis data mendukung atau menolaknya.
Di sisi lain hasil-hasil penelitian dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, meng-up-to-date-kan ilmu pengetahuan yang ada, serta memberi balikan terhadap relevansi ilmu pengetahuan terhadap kondisi yang terkini. Penelitian juga dapat memverifikasi ilmu pengetahuan yang ada, sehingga dapat menghilangkan keraguan akan kebenaran atau ada tidaknya suatu ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa penelitian dapat memverifikasikan, mendeskripsikan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.

b) Kontribusi ilmu pengetahuan dan penelitian dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)Mendeskripsikan, yaitu memberikan deskripsi atau menggambarkan secara jelas, cermat dan jujur tentang berbagai gejala atau fenomena tentang hal-hal yang dipermasalahkan. Dalam bidang pendidikan misalnya, ilmu pengetahuan dan penelitian memiliki tugas untuk menggambarkan faktor-faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia selalu tertinggal dengan negara tetangga.
2)Menjelaskan, yaitu menjelaskan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya suatu fenomena atau peristiwa secara sistematis dan hirarkhis sehingga dapat memuaskan seseorang yang ingin menemukan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Contoh dalam bidang pendidikan adalah penjelasan hasil temuan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan anak berhasil dengan baik atau tidak berhasil dalam belajar.
3)Memprediksikan, yaitu membuat prediksi, estimasi atau ramalan serta proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau gejala-gejala yang akan terjadi berdasarkan kondisi atau gejala-gejala yang ada seekarang. Hal demikian ini bermanfaat bagi manusia untuk melakukan antisipasi dalam menhadapi peristiwa atau hal-hal yang akan terjadi tersebut.
4)Penyusunan teori, disini ilmu pengetahuan memiliki tugas mencari, merumuskan atau menyusun teori, hukum, atau tata cara hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain, sehingga dapat dijadikan acuan atau landasan dalam melakukan berbagai aktifitas, baik yang bersifat ilmiah, maupun yang bersifat praktis.
5)Pengembangan, yaitu mengembangkan kondisi atau keadaan, atau sistem yang ada sekarang agar tetap sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan manusia yang senantiasa berkembang sesuai dengan perubahan dunia yang serba cepat.
6)Pengawasan/pengendalian, mengawasi dan melakukan tindakan-tindakan guna mengendalikan gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, sehingga perkembangannya tidak menyimpang dari nilai-nilai etika dan estetika serta tetap dalam kerangka kemaslkhatan kemanusiaan.

2.a) Masalah penelitian pada umumnya bersumber dari pengetahuan/pengalaman atau hasil pengamatan langsung seseorang terhadap suatu gejala tertentu. Dari hasil pengamatan tersebut seseorang melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya ada dengan kenyataan yang dilihatnya, sehingga terdorong untuk memecahkannya. Masalah dapat pula diperoleh dari membaca, baik membaca literatur, jurnal, maupun mass media. Dari membaca tersebut diperoleh berbagai informasi tentang berbagai hal, baik mengenai konsep-konsep, fakta-fakta dan bahkan ide-ide serta tanggapan-tanggapan dari para ahli tentang suatu kejadian atau suatu keadaan tertentu. Dengan informasi yang diperoleh tersebut, seseorang dapat melihat adanya kesenjangan yang muncul antara yang seharusnya ada dengan kenyataan yang sebenarnya, lalu ia tetarik untuk mengkajinya. Di samping itu, masalah penilitian juga dapat diperoleh dengan jalan ditunjukkan oleh orang lain yang lebih memahami atau yang lebih ahli dalam bidang tertentu.

b) Model atau metode pembelajaran yang ada saat ini sangat bermacam-macam. Namun tidak semua model dapat berjalan maksimal sehingga pencapaian tujuan pembelajaran sedikit banyak tersendat. Penerapan model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran juga tergantung pada materi yang di sampaikan.
Salah satu model pembelajaran yang sering digunaakan saat ini oleh guru yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau di singkat PAIKEM. Untuk itu penulis ingin mengetahui apakah model pembelajaran PAIKEM mampu meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 di SDN 1 Patrang.
c) Definisi operasional variabel penelitian Pola 1
PAIKEM adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
Hasil belajar IPS adalah hasil yang dicapai setelah melakukan proses pembelajaran IPS

3.a) Kajian pustaka sangat menunjang dalam pelaksanaan penelitian. Manfaat pengkajian pustaka dalam pelaksanaan penelitian antara lain :
Untuk mendapatkan verifikasi secara teoritis, bahwa masalah yang kita teliti tersebut memiliki landasn ilmiah untuk di teliti.
Agar dapat lebih memfokuskan permasalahan penelitian yang akan kita laksanakan.
Agar kita bisa mendapatkan pendekatan penelitian secara tepat.
Untuk dapat menyusun kerangka teori sebagai landasan dalam pengembangan hipotesis penelitian secara tepat.
Untuk dapat merumuskan asumsi dan keterbatasan penelitian yang akan dilakukan secara tepat.
Untuk dapat memperoleh acuan dalam penyusunan instrumen pengumpulan data secara tepat.
Agar kita dapat memilih dan menentukan teknik analisis data secara tepat.

b) Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang akan di pecahkan. Jawaban atas permasalahan penelitian tersebut dapat berupa kebenaran teoritis yang dicari melalui pengkajian kepustakaan. Berkaitan dengan hal tersebut, hipotesis juga di anggap sebagai “ suatu rangkuman atau simpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan”. Dengan demikian dapat disimpulkan, jika penelaahan kepustakaannya tepat, maka hipotesis yang dirumuskan juga tepat, begitu juga sebaliknya.

c) Adapun hal-hal yang dimuat dalam kajian pustaka antara lain
Judul jurnal/buku
Jenis
Topic
Penulis
Penerbit/tahun
Halaman
Jenis penelitian
Waktu penelitian

4.a) Penggunaan data sampel dalam penelitian biasanya dilakukan dengan alasan sebagai berikut :
Penelitian secara individual atau satu persatu terhadap seluruh anggota populasi tidak mungkin dilaksanakan.
Subyek penelitian bersifat homogin
Dampak destruktif terhadap obyek yang diteliti
Menghemat waktu, tenaga, dan biaya penelitian

b) Jika kondisi data heterogin dan berkelas, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampe berstrata atau bertingkat (stratified sampling). Misalnya strata kelas, strata usia, strata ekonomi, strata pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam kasus yang demikian itu, apabila peneliti berkeyakinan bahwa ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, dan diperkirakan dapat mempengaruhi variabel penelitian, maka pengambilan sampelnya tidak boleh dilaksanakan secara random, karena setiap strata yang ada harus diwakili setiap sampel.

5.a) Penelitian deskriptif cocok untuk penelitian awal atau penelitian dasar, dalam mengungkap data permulaan, yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian deskriptif sangat cocok untuk dilakukan dalam rangka mengungkap suatu keadaan/situasi tertentu sebagaimana adanya secara obyektif, manakala belum diketahui data awal dari suatu keadaan yang akan diteliti.

b) Rumusan masalah penelitian deskriptif
“Masalah-masalah apakah yang dihadapi sisiwa kelas VI MI AL MUJAHIDI dalam menyelesaikan soal-soal ceritera?”

c) Adapun kelebihan penelitian deskriptif antara lain :
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan suatu keadaan, kondisi atau gejala secara obyektif, sebagaimana adanya pada saat penelitian ini dilakukan.
Penelitian deskriptif tidak menghubungkan dengan variabel lain.
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji suaru hipotesis penelitian, karena penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu kondisi, keadaan atau gejala sebagaimana adanya dan tidak menghubungkan dengan variabel lain, maka penelitian deskriptif tidak membutuhkan hipotesis penelitian.
Penelitian deskriptif tidak membutuhkan pengontrolan terhadap suatu perlakuan (treatment).
Tidak memerlukan teknik analisis data statistik inferensial yang rumit, melainkan hanya cukup dengan analisis data statistik deskriptif dengan pengolahan data yang sederhana.

Selasa, 11 Januari 2011

Tugas Pembelajaran Kelas Rangkap

Pertanyaan :
Berikan penjelasan selengkap mungkin terhadap situasi-situasi berikut :
1. Yang sesuai dengan kondisi di daerah anda, kira-kira model PKR (pola pembelajaran) yang mana yang memungkinkan untuk di laksanakan
2. Media pembelajaran macam apa yang paling memungkinkan untuk di gunakan bila di kaitkan dengan kondisi sekolah anda
3. Kegiatan siswa yang bagaimana yang mungkin anda anggap pling sesuai bila melihat potensi (kemamapuan siswa) yang ada di kelas anda.
4. Proses pembelajaran yang seperti apa yang akan anda harapkan agar dapat memberikan hasil yang optimal
















Jawaban :
1. Sesuai dengan kondisi di daerah saya, Model Pembelajaran Kelas Rangkap yang tepat adalah pola pembelajaran pertama, dimana seorang guru menghadapi dua ruangan untuk dua tingkatan kelas yang berbeda. Ini karena jumlah siswa dalam satu kelas tidak sedikit, mencapai belasan siswa, bahkan ada yang sampai lebih dari 20 siswa. Sehingga jika diterapkan pada model atau pola yang ke dua atau ke tiga saya rasa guru akan lebih kesulitan. Karena guru mengajar dalam tiga kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Ini jelas membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan kekreatifan yang ekstra.
Dalam pola pembelajaran ini guru menggunakan alat bantu atau media berupa audio, karena media ini di pandang cukup murah, mudah dan praktis. Di sisi lain media audio juga bisa mengatasi lemahnya budaya membaca. Biasanya anak-anak cenderung lebih cepat menangkap pelajaran dengan cara mendengarkan secara langsung. Anak juga merasa terhibur dan tidak bosan dalam proses belajar di kelas.


2. Dalam kondisi daerah saya media yang cocok digunakan yaitu media audio/ audio visual karena media ini memiliki komponen bahasa dan musik yang dapat di kombinasikan untuk menguatkan isi pesan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Media ini merupakan bahan ajaran yang ekonomis, menyenagakan dan mudah di siapkan untuk di gunakan oleh siswa. Dengan menggunakan media audio/ audio visual siswa bisa lebih berkonsentrasi dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru meskipun guru mengajar dua kelas sekaligus. Di samping itu media ini tidak hanya cocok dalam pesan aspek kognitif, namun juga sesuai untuk aspek afektif dan spikomotor. Di sisi lain, budaya membaca pada masyarakat kita termasuk para siswa masih lemah, masyarakat lebih dominan dengan budaya mendengarkan dan menonton.
3. Menurut saya kegiatan yang saya anggap sesuai bila melihat potensi (kemampuan siswa) adalah dengan melihat kegiatan siswa yang aktif, mandiri, kreatif, menyenangkan/mengasyikkan, dinamis, dan bertumpu pada siswa. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan seperti mendengar dan berbicara, melihat dan membaca, bahkan melakukan peragaan atau melakukan suatu aktifitas.


4. Proses pembelajaran yang mengacu pada PAIKEM, yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih semangat dalam kegiatan belajar yang dilakukannya. Adapun pembelajaran PAIKEM tersebut maksudnya:
a) Pembelajaran Aktif :
• Proses aktif membangun makna / pemahaman baik dari informasi maupun pengalaman peserta didik.
• Guru dituntut menciptakan suasana yang membangkitkan peserta didik terlibat aktif menemukan, mengolah, dan membentuk pengetahuan atau keterampilan baru.
b) Pembelajaran Inovatif :
• Proses pembelajaran yang memunculkan ide-ide baru (inovasi) positif yang lebih baik.
c) Pembelajaran Kreatif:
• Pembelajaran yang megembangkan kreatifitas peserta didik, potensi belajar; rasa ingin tahu / penasaran, penuh imajinasi
• Guru dituntut menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam yang mampu membangkitkan potensi belajar dan imajinasi.
d) Pembelajaran Efektif:
• Pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran dengan tercapainya kompetensi dasar (KD) setelah proses pembelajaran.
e) Pembelajaran Menyenangkan:
• Suasana pemebelajaran berlangsung menyenangkan akibat suasana kejiwaan peserta didik bebas dari beban / tekanan. Suasana ini merupakan reward yang akan menimbulkan keterlibatan peserta didik belajar secara aktif.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran PAIKEM antara lain :
1) Faktor Internal
a. Bakat, Kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual)
b. Minat, motivasi, sikap
c. Latar belakang ekonomi, sosial budaya
2) Faktor Eksternal
a. Tujuan pembelajaran, Materi
b. Strategi, metode dan media pembelajaran
c. Pengorganisasian kelas, penguatan , iklim sosial dalam kelas
d. Waktu yg tersedia, sistem & teknik evaluasi
e. Sikap guru dan upaya menangani kesulitan belajar siswa

Teori Belajar Bahasa (resum Kapita Selekta)

Bacaan 2
BAB 1
TEORI BELAJAR BAHASA

Pengertian teori menurut Kerlinger yang dikutip Sapani (1998) adalah suatu himpunan pengertian atau konsep yang saling berkaitan yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada diantara variabel – variabel dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala – gejala tersebut.
Sedangkan pengertian teori belajar bahasa adalah teori mengenai bagaimana manusia mempelajari bahasa, dari tidak bisa berkomunikasi antar sesame manusia dengan medium bahasa menjadi berkomunikasi dengan baik. Kegunaan teori, termasuk didalamnya teori belajar bahasa yaitu
a) Menyempurnakan suatu praktik
b) Memperjelas sesuatu,membuat orang mengerti sesuatu
c) Dapat merangsang pengetahuan baru dengan jalan memberikan bimbingan ke arah penyelidikan selanjutnya.

Ada beberapa teori belajar yang akan dikemukakan di sini yaitu
A. Teori Behaviorisme
Menurut teori ini, manusia adalah organisme yang dapat memberikan respon baik oleh karena adanya stimulus atau rangsangan yang nampak atau tidak. Respon tersebut diusahakan terus karena ada penguatan.
Dalam pelaksanaan di kelas metode audiolingual yang juga dipengaruhi strukturalisme menurut Moulton memiliki lima karakteristik kunci yang perlu dipertimbangkan jika mengajarkan bahasa yaitu
a) Bahasa itu ujaran bukan tulisan
b) Bahasa itu seperangkat kebiasaan
c) Ajarkanlah bahasa bukan tentang bahasanya
d) Bahasa adalah sebagaimana yang dituturkan oleh penutur asli bukan seperti yang dipikirkan orang bagaimana harusnya mereka berbicara
e) Bahasa itu berbeda – beda.
Beberapa prinsip behavioristik yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan pembelajaran bahasa Indonesia menurut Aminnudin (1996) sebagai berikut.
1) Dalam merencanakan program pengajaran guru harus secara jelas memperhitungkan hubungan antara materi pelajaran dengan isi pelajaran , bentuk latihan, bentuk keterampilan yang diharapkan, dan bentuk perubahan tingkah laku yang tampak secara konkret.
2) Perencanaan pengajaran harus ditata dalam unit – unit dalam urutan tertentu. Urutan itu harus menggambarkan urutan sederhana ke kompleks, mudah ke sukar, dan konkret ke abstrak.

B. Teori Mentalisme
Teori mentalisme merupakan kebalikan dari teori behaviorisme dimana teori ini lebih cenderung pada pembahasan yang bersifat batiniah. Menurut N. Chomsky (dalam sumardi, 1992:97) bahwa pemerolehan bahasa tidak dapat dicapai melalui pembentukan kebiasaan karena bahasa terlalu sulit untuk dipelajari dengan cara semacam itu apalagi dalam waktu yang singkat.
Sementara itu ada beberapa pendapat kaum mentalis tentang pembelajaran dan pemerolehan bahasa yang dikutip oleh Sapani (1998:14):
a) Bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia
b) Perilaku bahasa adalah suatu yang diturunkan
c) Pemerolehan bahasa berlangsung secara alami
d) Pola perkembangan bahasa sama pada berbagai macam bahasa dan budaya
e) Setiap anak sudah dibekali dengan piranti penguasaan bahasa sebagai bawaan dari lahir
f) Aliran mentalis tidak setuju menyamakan proses belajar pada manusia dengan yang terjadi pada binatang
g) Belajar bahasa tidak sekedar latihan – l;atihan mekanistis melainkan lebih kompleks

C. Teori kognitivisme
Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan penghubung antara pemahaman yang satu dengan yang lain untuk menghasilkan pemahaman tentang materi baik berupa asimilasi maupun akomodasi. Sehingga pembelajaran bisa berjalan utuh dan bermakna.

D. Teori Konstruktivisme
Menurut pandangan teori ini (dalam Mulyasa, 2005:240) dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus aktif selama pembelajaran berlangsung; proses aktif ini adalah proses membuat sesuatu masuk akal,pembelajaran tidak terjadi melalui transmisi tetapi melalui interpretasi; interpretasi selalu dipengaruhi oleh schemata( pengetahuan sebelumnya);interpretasi juga dibantu oleh metode instruksi yang memungkinkan negoisasi pikiran; tanya jawab.
Implikasi dalam pandangan teori ini dalam pelajaran bahasa Indonesia menurut Aminuddin (1996) yaitu.
1) Perencanaan pengajaran harus dilandai pemahaman karakteristik proses berpikir siswa dalam mengolah, menghayati dan mengonseptualisasikan isi pembelajarannya.
2) Proses pembelajaran bahasa Indonesia bukan hanya ditujukan pada upaya pengembangan kemampuan berkomunikasi semata.
3) Pengorganisasian materi dan kegiatan pembelajaran, idealnya selain member peluang terjadinya pembelajaran secara individual juga harus memberi peluangterjadinya proses pembelajaran secara berkelompok
4) Materi pelajaran yang secara formal disajikan di sekolah bukan merupakan satu –satunya sumber isi pembelajaran.

E. Teori Fungsionalisme
Pandangan fungsionalisme dalam kajian linguistic sering disebut tata bahasa sistemik,relasional, maupun tata bahasa stratifikasi. Beberapa hal penting dari teori ini yang membedakan dengan teori lain yaitu :
1) Bahasa bukan sebagai gejala psikologis tetapi fakta sosial yang secara implicit mengemban penghayatan kehidupan sosial.
2) Bahasa bukan terwujud sebagai kalimat tetapi sebagai teks atau wacana
3) Sebagai teks, bahasa memiliki tiga tataran fungsi yang berhubungan secara sistematis yaitu fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual.
4) Siswa belajar berbahasa secara serempak juga disertai kegiatan mengenal, menghayati dan memahami kenyataan lain di luar fakta kebahasaannya.
5) Pemahaman bahasa bermula dari pemahaman penggunaannya
6) Belajar bahasa hakikatnya adalah belajar menggunakan bahasa sesuai dengan system dan kaidah sosialnya.

F. Teori Humanisme
Prinsip pandangan ini menganggap siswa sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Mereka memiliki minat, motivasi, pola piker dan gaya belajar yang berbeda. Sehingga pandangan ini lebih mengutamakan peranan siswa dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Prinsip – prinsip humanism menurut Aminuddin (1994:2) yaitu.
1. Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu
2. Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu
3. Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan



Bacaan 4

BAB II
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA

A. Pendekatan Whole Language
Whole language adalah [andangan tentang hakikat belajar dan bagaimana mendorong proses tersebut agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal. Menurut Goodman(1986:72-73) WL menggunakan seperangkat asumsi dari empat landasan daar yaitu. Teori belajar, teori kebahasaan(asumsi kebahasaan), asumsi tentang pengajaran dan peranan guru,serta pandangan kurikulum pengajaran bahasa.

B. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran dengan menyajikan bahan – bahan pelajaran secara terpadu yaitu dengan menyatukan, menghubungkan, mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak berdiri sendiri/terpisah – pisah. Adapun cirri – cirri pendekatan ini yaitu
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
5. Bersifat luwes
6. Hasil pembeljaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
C. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Ciri pendekatan ini menurut Finoccaro dan Brumfit (dalam Sumardi,1992:100) yaitu
1. Kebermaknaan lebih penting disbanding struktur dan bentuk bahasa
2. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi bukan yang lain
3. Tujuan yang ingin dicapai yaitu kemampuan menggunakan system bahasa secara efektif dan betul
4. Kelancaran menggunakan bahasa yang dapat diterima menjadi tujuan utama yang ingin dicapai
5. Materi pelajaran disusun dan ditahapkan melalui isi, fungsi atau makna yang menarik.
6. Variasi kebahasaan merupakan konsep sentral dalam materi pelajaran dan metodologi
7. Penerjemahan dapat dilakukan bila dibutuhkan
8. Pencampuran kode bahasa ibu dapat dilakukan bila diperlukan
9. Dialog digunakan pada fungsi-fungsi komunikatifdan biasanya tidak dihafalkan
10. Bukan ucapan persis seperti penutur asli tetapi ucapan yang dapat dipahami
11. Usaha untuk berkomunikasi dianjurkan sejak tingkat permulaan
12. Bahasa yang digunakan seringkali melalui trial and error
13. Guru mendorong siswa dengan cara apapun yang mendorong siswa menggunakan bahasa yang dipelajari.
14. Siswa diharapkan mampu berkomunikasi melalui kelompok baik secara lansung maupun melalui tulisan.

Bacaan 6
BAB III
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDMENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

A. Lingkungan sebagai sumber belajar BI di SD
Pembelajaran berbasis lingkungan yaitu sumber belajar yang tidak dirncang khusus tetapi dapt dimanfaatkan untuk member kemudahan dalam belajar mengajar, biasanya sumber belajar yang ada di sekeliling kita. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dibedakan menjadi lingkungan alam(sungai dll),sosial(keluarga,desa,dll),dan budaya(candi,adat istiadat). Sementara itu alasan mengapa lingkungan dipilih sebagi sumber belajar di yaitu
 Lingkungan merupakan sesuatu yang paling dekat dengan dunia siswa, sudah dikenal dalam kehidupannya sehari – hari
 Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya
 Lingkungan merupakan tempat nyata kehidupan anak sehingga diharapkan akan relevan dengan kehidupannya kelak.

B. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar secaraumum sebagai berikut.
a) Sumber belajar harus ekonomis
b) Sumber belajar harus praktis dan sederhana
c) Sumber belajar harus mudah diperoleh
d) Sumber belajar harus fleksibel

C. Tujuan Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar BI di SD
Arikunto (1990:4) mengungkapkan bahwa tujuan lingkungan dijadikan sumber belajar antara lain/;
1. Untuk mengefektifkan pembelajaran
2. Untuk membuat pembelajaran menjadi relevan baik dengan kebutuhan siswa, perkembangan anak,maupun dengan apa yang menarik minat anak
3. Agar pembelajaran menjadi efisien dan murah.


Bacaan 10
BAB V
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD MENGGUNAKAN PERMAINAN

A. Pengertian Bermain
Bermain mengacu pada beberapa teori bermain yang dikemukakan para ahli seperti berikut ini.
1) Teori surplus energy. Teori ini menyatakan bahwa bermain merupakan penyaluran energi yang berlebihan.
2) Teori relaksasi. Teori ini menyatakan bahwabermain merupakan cara seseorang untuk menjadi lebih santai dan segar setelah tersalurnya energi.
3) Teori preparasi atau insting menyatakan bahwa bermain merupakan suatu perilaku instingtif yang cenderung berdasarkan pada perkembangan anak dalam kehidupannya.
4) Teori evolusi kebudayaan
5) Teori pertumbuhan dan perkembangan menyatakan bahwa bermain merupakan salah satu cara mengembangkan kemampuan anak
6) Teori penyaluran emosi menyatakan bahwa bermain merupakan ekspresi simbolik dari suatu harapan; bermain merupakan upaya pengendalian pengalamn – pengalaman yang menegangkan.
7) Teori kognitif menyatakan bahwa bermain merupakan suatu upaya asimilasi

B. Karakteristik Kegiatan Bermain
Beberapa karakteristik kegiatan bermain sebagai berikut.
1) Bermain dilakukan karena kesukarelaan
2) Bermain merupakankegiatan untuk dinikmati
3) Kegiatan bermain sudah menyenangkan meskipun tanpa iming – iming
4) Dalam bermain aktifitas lebih penting daripada tujuan
5) Bermainm menuntut partisipasi aktif, secara fisik atau mental
6) Bermain itu bebas bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan
7) Dalam bermain individu bertingksh laku secara spontan
8) Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan si pelaku.

C. Fungsi Bermain Dalam Pendidikan
Fungsi bermain diuraikan sebagai berikut.
a) Pengembangan Kognitif Bermain dan pengembangan kognitif erat kaitannya dalam permainan simbolik. Dalam bermain simbolik akan member kesempatan siswa untuk berfikir divergen dan belajar memecahkan masalah.
b) Pengembangan sosial. Bermain adalah model yang baik untuk mengembangkan sosial anak karena akan mendorong anak berinteraksi sosial, mengatasi dan menentukan konflik,memecahkan masalah dll
c) Pengembangan Emosional. Bermain adalah media untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan seperti gembira, sedih dll.
d) Pengembangan Fisik. Bermain memberikan kesempatan untuk mengembangkan gerakan halus dan kasar.
e) Pengembangan bahasa. Melalui bermain siswa belajar bagaimana menggunakan bahasa secara nyata dan kontekstual.

D. Macam – Macam Permainan Bahasa
Permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu.
a) Bisik berantai
b) Kim Lihat
c) Aku seorang Detektif
d) Bartanya dan menerka
e) Baca Lakukan
f) Bermain telepon
g) Meloncat bulatan
h) Perjalanan dengan denah
i) Mengarang gotongroyong
j) Stabile kalimat
k) Kata dari wacana
l) Cerita berantai
m) Siap, Laksanakan

Laporan Layanan Anak Berkebutuhan Khusus

Tugas Akhir Semester
(untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Pendidikan ABK)



Disusun oleh :

Sangga Pawiyat Diga Novensa
080210204019






PROGRAM STUDI S-1 PGSD ( R )
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011







LAPORAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa (inisial) : M R
2. Kelas : 1 (Satu)
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Jember, 06 April 2003
5. Agama : Islam
6. Anak ke : 2(dua) dari 2 bersaudara
7. Status Dalam Keluarga : Kandung
8. Alamat Siswa : Bagorejo - Gumukmas
9. Nama Orang Tua
a. Ayah ( inisial ) : SR
b. Ibu ( inisial ) : SM
10. Alamat Orang Tua : Bagorejo - Gumukmas
11. Pekerjaan orang Tua :
a. Ayah : Tani
b. Ibu : Tani


















B. TUJUAN PENGAMBILAN DATA
1. Untuk mengetahui gangguan dan kelemahan yang dialami oleh anak.
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan atau kelemahan yang dialami oleh anak tersebut.
3. Untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki anak saat ini
4. Untuk memberikan solusi – solusi penanganan terhadap gangguan atau kelemahan yang dialami anak sehingga prestasi belajar anak dapat meningkat.

C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
1. Observasi
• Objek yang diamati : M R
• Observer : Sangga Pawiyat Diga Novensa
• Tempat : Ruang kelas 1 MI Al Mujahidi Tembokrejo
• Alat Observasi : Tes kemampuan membaca
2. Wawancara
• Narasumber : Guru kelas 1 ( Niswati )
• Tempat : MI Al Mujahidi
• Alat wawancara :
1. Bagaimanakah tingkah laku MR dikelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung?
2. Kemampuan apa saja yang dimiliki MR saat ini?
3. Apakah MR sudah mampu menyebutkan huruf alfabet dari A sampai Z?
4. Apakah MR sudah mampu membaca sebuah kata? Misalnya kata “AYAH”
5. Apakah MR sudah mampu membaca sebuah kalimat sederhana? Misalnya “Ayah sedang makan”
6. Apakah MR sudah mampu membaca sebuah teks pendek?
3. Assesment Kebutuhan Belajar
A. Kompetensi yang sudah dikuasai
• Siswa dapat membaca kata sederhana, misalnya “ayah, adik, kakak“
B. Kompetensi yang harus dikuasai
• Siswa dapat membaca kata, kalimat sederhana, dan teks sederhana

4. Alat Identifikasi ( Tabulasi dari skor tiap kelompok kelainan )
No Jenis Kelainan Skor diperoleh Nilai Standar Keterangan
1. Gangguan Penglihatan 0 4 Tidak Termasuk
2. Gangguan Pendengaran 2 6 Tidak Termasuk
3. Tunadaksa/ kelainan anggota tubuh/gerakan 0 5 Tidak Termasuk
4. Anak Berbakat/ memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa 0 18 Tidak Termasuk
5. Tunagrahita 1 6 Tidak Termasuk
6. Anak Lamban Belajar 4 4 Termasuk
7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
a. Disleksia 3 3 Termasuk
b. Disgrafia 2 4 Tidak Termasuk
c. Diskalkulia 0 4 Tidak Termasuk
8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi 1 5 Tidak Termasuk
9. Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku) 0 4 Tidak Termasuk
10. Gangguan Kesehatan dan Gizi 0 5 Tidak Termasuk

Berdasarkan data yang diperoleh dari Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus A1 ABK, dapat disimpulkan bahwa MR mengalami hambatan-hambatan Lamban Belajar dan Disleksia.

D. HASIL
HASIL TABULASI ALAT IDENTIFIKASI ANAK ABK
Gejala yang diamati Skor Skor standar Karakteristik
Anak Lamban Belajar 4 4 a. Rata – rata prestasi belajar selalu rendah (kurang dari 6)
b. Dalam menyelesaikan tugas – tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman usianya
c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat
d. Pernah tidak naik kelas
Disleksia 3 3 a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat
b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah
c. Kalau membaca sering banyak kesalahan






Berikut ini adalah hasil pertemuan kasus ( case conference ) Anak Berkebutuhan Khusus.
Nama Sekolah : MI Al Mujahidi
Kelas : I ( satu )
No Nama Anak Uraian Kasus Saran Pemecahan
1 MR 1. Anak Lamban Belajar
2. Disleksia 1. Perlu adanya perhatian lebih baik dari guru maupun dari orang tua.
2. Perlu adanya jam tambahan.
3. Perlu banyak latihan untuk kompetensi membaca.
4. Perlu adanya latihan secara rutin.

Keterangan : Dilaporkan tanggal :
1. Tempat pertemuan : Ruang kelas 1 Guru Kelas
2. Tempat : MI Al Mujahidi
3. Peserta : 45 orang siswa
NISWATI





Program Pembelajaran Individual

Materi pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok bahasan : Membaca
Sub Pokok Bahasan : Membaca kalimat sederhana

I. Standar Kompetensi
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
II. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
III. Hasil Belajar
Siswa dapat membaca kalimat sederhana yang telah dirangkai dengan benar dan tepat
IV. Indikator
Siswa dapat membaca huruf dalam suku kata.
Siswa dapat memasangkan suku kata menjadi sebuah kata.
Siswa dapat membaca suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Siswa dapat membaca nyaring kalimat sederhana dengan benar.
Siswa dapat membaca sebuah bacaan sederhana dengan nyaring dan lancar.
V. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran diharapkah siswa dapat :
Membaca huruf dalam suku kata.
Memasangkan suku kata menjadi sebuah kata.
Membaca suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan benar.
Membaca sebuah bacaan sederhana dengan nyaring dan lancar.

VI. Materi Pokok
Suku kata
Kata
Kalimat sederhana
Teks sederhana

VII. Skenario Pembelajaran
A. Kegiatan awal
 Guru mengucap salam dan mengajak siswa berdoa
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “satu-satu sayang ibu” secara bersama – sama.
B. Kegiatan Inti
 Guru memberikan contoh huruf abjad mulai dari A sampai dengan Z.
 Guru membaca huruf abjad dan siswa menyimaknya.
 Siswa diminta untuk menyebutkan huruf abjad dari A sampai Z.
 Siswa diminta untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan oleh guru
 Guru menulis sebuah suku kata. Misalnya “ a - yah, i - bu, pa - pa, ma - ma“.
 Siswa diminta untuk memasangkan suku kata menjadi sebuah kata.
 Siswa diminta untuk membaca kata tersebut dengan didampingi oleh guru.
 Guru menyusun kata menjadi sebuah kalimat. Contoh “ ibu ani, meja kayu”.
 Siswa diminta untuk membaca kalimat tersebut dengan didampingi oleh guru.
 Kegiatan ini dilakukan terus menerus hingga siswa bisa lebih lancar dalam membaca.
 Siwa diminta untuk melakukan sendiri kegiatan tersebut
 Siswa diminta untuk membaca kalimat sederhana yang telah dicontohkan dengan didampingi oleh guru.
 Kegiatan ini dilakukan berulang – ulang sampai siswa memahaminya
 Siswa diminta untuk membaca bacaan tersebut dengan didampingi oleh guru.
 Kegiatan ini dilakukan berulang – ulang sampai siswa memahaminya dam siswa dapat membaca dengan lebih lancar.

C. Kegiatan akhir
 Pemberian tugas dirumah (PR)
 Salam penutup

VIII. Sumber dan Media
A. Sumber
 Buku paket Bahasa Indonesia

B. Media
 Contoh huruf alfabet
 Teks kalimat sederhana dan teks bacaan (terlampir)

C. Alat tes
Berikut ini adalah contoh kalimat sederhana yang digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan MR dalam membaca kalimat.
“ Minum susu “
“ Itu ibu Budi “
“ Ayah sedang tidur di kamar “
“ Kakak membaca buku cerita untuk adik “

ALAT TEST
Bacalah teks dibawah ini dengan tepat
1. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

T I D U R
T I D U R
AYAH SEDANG TIDUR

2. I – T – U I – B – U B – U – D – I
I T U I B U B U D I

B – U – D – A – Y – A B – A – N – G – S – A
B U D A Y A B A N G S A


3. HUJAN SUDAH REDA

4. KAKAK SEDANG BELAJAR

5. BESOK HARI RABU



Contoh teks bacaan :

Bunga
Kau sangat indah
Harummu semerbak mewangi
Warnamu bermacam-macam
Merah, kuning, putih, biru
Sangat enak dipandang mata
Menghiasi setiap sudut halaman

Pergi ke kota
Pada hari minggu aku ikut ayah ke kota
Aku naik delman yang bagus dan duduk di muka
Aku duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya

Rabu, 05 Januari 2011

tugas profesi keguruan S1 PGSD

1. Mengapa perlu penataan profesi guru?
Agar guru menjadi lebih professional dalam mengajar. Karena guru merupakan tenaga utama di sekolah dan paling dominan peranannya dalam mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Guru adalah operator kurikulum pendidikan. Pengentas kebodohan Ia merupakan mata rantai dan pilar peradan sekaligus benang merah kemajuan suatu masyarakat dan motor penggerak peradaban suatu bangsa.

2. Mengapa guru harus memiliki minimal ijazah S1?
Tenaga profesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya S1 dan memiliki wewenang penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengendalian pendidikan/pengajaran. Jadi, dengan memiliki ijazah S1 berati seorang guru tersebut telah mendapatkan pendidikan yang profesional untuk menjalani profesi seorang guru. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Guru juga akan mendapatkan pengalaman-pengalaman seperti microteaching dan praktik pengalaman lapangan (PPL) selama menempuh jenjang S1.

3. Mengapa kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi akademik?
Agar dapat mencapai peningkatan dalam kemampuan mengajar dan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Dengan demikian kinerja guru dalam pembelajaran diharapkan akan selalu meningkat sehingga tercapai kemajuan pendidikan di sekolah secara kontinyu. Dengan memiliki kompetensi supervisi akademik diharapkan seorang kepala sekolah akan dapat sukses dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah, yaitu sebagai pengelola dan pembina serta pengembang semua aktivitas pendidikan di sekolah.

4. Apakah tugas pengawas sekolah?
Tugas pokok pengawas sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1) Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
2) Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
3) Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi:
1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
2) Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup:
1) Inspecting (mensupervisi)
Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral, kerjasama dengan masyarakat.
2) Advising (memberi advis atau nasehat)
Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
3) Monitoring (memantau)
Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/ standard mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.
4) Reporting (membuat laporan)
Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.
5) Coordinating (mengkoordinir)
Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
6) Performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut (Ofsted, 2003).
Tugas pokok performing leadership/memimpin meliputi tugas: memimpin pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah, partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah, partisipasi dalam mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan kelima tugas pokok di atas.

5. Mengapa layanan Bimbingan dan penyuluhan disebut sebagai tugas profesional?
Karena layanan bimbingan dan penyuluhan berperan penting dalam membantu pemecahan permasalahan yang muncul pada siswa yang tidak bisa diselesaikan bersama guru sehingga tidak mengganggu jalannya proses pendidikan.

6. Apa keunggulan kepemimpinan responsif?
Kepemimpinan responsif merupakan salah satu bentuk kepemimpinan yang berorientasi pada pembagian tugas dan tanggung jawab secara adil kepada orang-orang yang dipimpin. Kepemimpinan ini, menurut Caldwell & Spinks (1992), digambarkan sebagai kepemimpinan yang mengutamakan penggunaan tanggung jawab yang eksplisit. Kondisi kepemimpinan responsif ini dapat berdampak positif bagi kehidupan organisasi/lembaga. Dalam kepemimpinan ini orang akan saling bersikap terbuka, saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, saling mengawasi, saling mengingatkan, saling membantu, dan saling memberi dan menerima antara yang satu dengan yang lain. Dampak yang paling nyata yang dapat ditimbulkan dari kepemimpinan responsif ini adalah tercapainya peningkatan akuntabilitas suatu lembaga.

7. Orientasi supervisi mana yang lebih cocok diterapkan di SD?
Orientasi supervisi kolaborasi yng lebih cocok diterapkan di SD. Sebab melalui supervisi yang kolaboratif tersebut akan terjadi peranan yang berimbang antara supervisor dan guru. Keduanya harus terlibat interaksi yang aktif dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Dengan interaksi yang saling aktif tersebut akan dapat meningkatkan hubungan emosional yang baik diantara keduanya.

8. Bagaimana meningkatkan profesionalitas pengawas sekolah?
Cara peningkatan profesionalitas pengawas menurut saya antara lain :
a) Pendidikan prajabatan yang jelas bagi pengawas agar lebih menguasai dan berpengalaman di bidangnya.
b) System rekruitmen tenaga pengawas sekolah baik agar pengawas memang benar – benar terpilih dengan baik.
c) Kejelasan kewenangan bagi seorang pengawas dalam urusan kepegawaiaan.
d) Penjejangan karier yang jelas untuk menduduki jabatan pengawas sekolah.
e) Dilakukannya pembinaan atau pelatihan agar pengembangan keprofesionalan pengawas lebih baik.

9. Deskripsi guru ideal
Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami. Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, dia pun harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat belajar dari para peserta didiknya. Guru ideal justru harus belajar dari peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback).
Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.
Kelima kecerdasan itu adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan social, kecerdasan emosional, kecerdasan motorik.

Selasa, 04 Januari 2011

Berpikir Mendalam

Ketika seseorang bangun dari tidurnya di pagi hari.
Tidak diperlukan kondisi khusus bagi seseorang untuk memulai berpikir. Bahkan bagi orang yang baru saja bangun tidur di pagi hari pun terdapat banyak sekali hal-hal yang dapat mendorongnya berpikir. Setelah bergegas dari tempat tidur siap untuk berpikir tentang berbagai persoalan yang bermanfaat untuknya. Memulai hari yang baru dengan kesehatan yang prima memiliki makna bahwa Allah kembali memberikan seseorang sebuah kesempatan yang dapat dipergunakannya untuk mendapatkan keberuntungan yang lebih baik di akhirat.

Bagaimana kelemahan manusia mendorong seseorang untuk berpikir?
Setiap saat ketika menghadapi segala kelemahannya manusia berpikir bahwa satu-satunya Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Besar serta jauh dari segala ketidaksempurnaan adalah Allah, dan iapun mengagungkan kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap kelemahan manusia dengan sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam tujuan ini adalah agar manusia tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia, dan tidak terpedaya dengan segala yang mereka punyai dalam kehidupan dunia.

Bagaimana beberapa karakteristik tubuh manusia membuat anda berpikir?
Ketika melihat diri sendiri di dalam cermin, seseorang berpikir tentang berbagai hal yang sebelumnya tak pernah muncul dalam benaknya. Sebagai contoh: bulu mata, alis, tulang belulang dan gigi-giginya tidak tumbuh memanjang terus menerus. Dengan kata lain, di bagian tubuh dimana pertumbuhan anggota badan yang terus menerus akan menjadi sesuatu yang menyusahkan dan menghalangi pandangannya, maka anggota tubuh tersebut berhenti tumbuh. Sebaliknya, rambut yang kelihatan indah jika tumbuh memanjang, tidak berhenti tumbuh. Sudah tentu, semua yang telah disebutkan di sini terjadi akibat dari reaksi-reaksi fisika dan kimia yang terjadi dalam tubuh. Orang yang merenungkan hal ini akan juga bertanya-tanya bagaimana reaksi-reaksi ini terjadi. Siapa yang memasukkan hormon-hormon dan enzim-enzim yang bertanggung jawab atas pertumbuhan ke dalam tubuh sesuai dengan dosis yang dibutuhkan? Dan siapakah yang mengontrol kadar dan waktu sekresi dari hormon dan enzim tersebut?

Bagaimana dunia yang berwarna-warni mendorong seseorang berpikir?
Adalah nikmat dari Tuhan bahwa kita hidup di sebuah dunia yang cerah ceria dan memiliki beragam warna. Setiap warna yang kita lihat di alam, keseimbangan yang sempurna dari warna-warna makhluk hidup, semuanya adalah tanda-tanda tentang karya cipta dan seni khas Allah yang tak tertandingi. Beragam warna dari bunga atau burung; dan keharmonisan atau corak yang anggun antara warna-warna yang ada; bahwa tak satupun warna di alam ini yang mengganggu penglihatan kita. Dengan merenungkan beberapa fenomena tersebut, seseorang akan paham bahwa setiap sesuatu yang ia lihat di sekelilingnya adalah hasil dari ilmu dan kekuasaan Allah yang tak terbatas dan absolut.

Bagaimana buah-buahan yang disajikan mendorong seseorang untuk berpikir?
Ketika melihat beragam jenis buah-buahan di atas meja makan di hadapannya, seseorang yang mempunyai nalar akan berpikir: tanaman yang tumbuh dari tanah atau lumpur hitam akan tetapi menghasilkan buah-buahan dengan beragam warna dan aroma, serta daging buah yang bersih dengan rasa yang sangat enak, adalah nikmat yang sangat besar yang Allah berikan kepada manusia.
Jeruk, melon, semangka serta semua buah-buahan yang diciptakan beserta kulit pembungkus daging buah, memiliki kulit yang mampu melindungi buah-buahan dari kebusukan dan kerusakan. Kulit pembungkus ini juga berfungsi memelihara aroma buah.
Keberadaan buah-buahan yang beraneka ragam di setiap musim yang berbeda adalah hal lain yang patut untuk direnungkan. Ketika musim dingin dimana manusia membutuhkan vitamin dalam jumlah besar, tersedia buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti tangerine, jeruk dan grapefruit. Sebaliknya di musim panas, buah-buahan semisal ceri, melon, semangka dan persik yang melegakan dahaga begitu berlimpah.

Bagaimana rasa dan bau mendorong seseorang berpikir?
Indra pengecap dan penciuman telah menolong kita merasakan berbagai keindahan di dunia. Tanpa memiliki indra penciuman, kita tidak akan mampu menikmati keharuman sekuntum bunga mawar, buah-buahan yang kita makan atau daging panggang sebagaimana yang kita rasakan saat ini. Tanpa indra pengecap, kita tidak dapat merasakan rasa coklat yang khas, permen, daging, strawberi dan rasa lezat yang lain.
Satu lagi keajaiban ciptaan Allah adalah aroma sedap yang menakjubkan dari bunga-bunga ini. Mawar, misalnya, memiliki wangi yang tidak pernah berubah yang selalu dikeluarkannya. Bahkan dengan teknologi paling maju sekalipun, bau yang menyamai mawar tidak dapat dibuat. Penelitian di laboratorium-laboratorium untuk menyerupai bau ini belum mendatangkan hasil yang memuaskan. Aroma parfum yang diproduksi dengan meniru bau mawar pada umumnya memiliki bau harum yang sedemikian kuat sehingga mengganggu orang. Tetapi bau asli dari bunga mawar tidak menimbulkan gangguan apapun bagi manusia.

Sudahkah anda merenungkan tentang seekor semut yang anda lihat ketika berjalan di sebuah taman?
Semut merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah memiliki karakteristik yang menunjukkannya sebagai sebuah ciptaan yang sempurna. Serangga mungil ini mampu mengangkat beban yang bobotnya jauh lebih berat dibanding tubuhnya, dan membawanya ke sarang sendirian. Ia mampu menempuh perjalanan yang jaraknya sangat jauh dibandingkan dengan panjang tubuhnya yang sangat pendek. Ketika sedang berada di kebun dan melihat semut-semut yang berbaris satu dengan yang lain, bekerja keras dan bersemangat mengangkut makanan ke dalam sarangnya, seseorang tak mampu berhenti bergumam dalam hati mengapa makhluk yang mungil ini kelihatan seolah-olah bekerja begitu keras. Seseorang kemudian menyadari bahwa semut tersebut mengumpulkan makanan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk para anggota koloni semut yang lain, untuk sang ratu dan bayi-bayi semut.

Bagaimana gerakan tanaman merambat mendorong seseorang berpikir?
Ivy (tumbuhan merambat) yang melingkarkan tubuhnya mengelilingi sebuah dahan atau benda lain adalah fenomena yang perlu dipikirkan secara seksama. Jika pertumbuhan ivy direkam dan dipertunjukkan ulang dengan cepat, akan terlihat bahwa ivy bergerak seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia seolah-olah melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia mengulurkan dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan. Kadangkala ia melingkari dahan tersebut beberapa kali untuk menguatkan ikatan dirinya terhadap dahan. Keberadaan tanaman yang merambat sebagaimana diuraikan atas menunjukkan kepada orang mukmin yang melihat dan kemudian memikirkannya, akan kekuasaan Allah, Pencipta tanaman tersebut.


Bagaimana pepohonan mendorong seseorang untuk berpikir?
Setiap hari kita melihat pepohonan di berbagai tempat; akan tetapi, pernahkan kita memikirkan bagaimana air dapat mencapai daun yang paling jauh letaknya di ujung teratas dari sebuah pohon yang tinggi? Kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keluarbiasaan ini dengan membuat sebuah perbandingan. Tidaklah mungkin bagi air dalam sebuah tanki di bagian bawah bangunan anda untuk naik ke lantai yang lebih atas tanpa adanya sebuah tanki hidroforik atau mesin pompa air yang kuat. Anda tidak akan mampu memompa air kendatipun hanya sampai ke lantai pertama. Oleh karena itu, sudah seharusnya ada sistim pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang dimiliki oleh pohon. Jika tidak, mustahil air akan dapat mencapai batang pohon dan cabang-cabangnya di bagian atas sehingga pohon-pohon tersebut akan segera mati.


Ini hanyalah sedikit dari keutamaan-keutamaan yang diperoleh seseorang yang berpikir di dunia. Balasan di akhirat untuk orang yang selalu mencari kebenaran dengan berpikir adalah kecintaan, keridhaan, kasih sayang dan surga Allah. Sebaliknya, satu hari pasti akan datang ketika mereka yang semasa masih di dunia tidak mau memikirkan kebenaran akan berpikir, bahkan lebih dari itu, “berpikir secara mendalam dan merenung” dan melihat kebenaran-kebenaran tersebut dengan sangat jelas. Namun, pada hari itu berpikir tidak akan berguna bagi mereka, bahkan membuat mereka tertimpa kesedihan.

Mengajak manusia (yang memiliki anggapan bahwa mereka dapat lolos dari tanggung jawab mereka dengan tidak berpikir) untuk berpikir sehingga mereka dapat merenungkan akibat yang akan menimpa mereka, dan kembali kepada agama Allah, adalah satu bentuk ibadah bagi orang-orang mukmin.



di kutip dari HARUN YAHYA

Senin, 03 Januari 2011

tugas manajemen berbasis sekolah

1. Lakukan observasi ke salah satu SD dan kemudian lakukan wawancara dengan : 1) Kepala Sekolah, 2) Ketua Komite Sekolah SD yang bersangkutan. Observasi dan wawancara tersebut berkaitan dengan peran komite sekolah dalam pengembangan program pendidikan di SD. Dari hasil observasi dan wawancara tersebut kemudian susunlah laporan sebagai berikut :
a. Apakah sekolah telah memiliki program sekolah, baik untuk jangka panjang, menengah, maupun tahunan ?
Jawab : Sudah, adapun program-program MI AL MUJAHIDI antara lain :
1) Memiliki perangkat dan dokumen pedoman kerja atau rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek berupa RKAS-1 dan RKAS-2
2) Mampu mengembangkan semua kegiatan kesiswaan secara terpadu dan berkesinambungan untuk mengembangkan potensi akademik dan non akademik siswa agar mampu bersaing dan berprestasi, serta mengembangkan kegiatan keagamaan dan kepedulian lingkungan untuk menciptakan sikap bermartabat.
3) Memiliki dokumen kurikulum sekolah (KTSP) lengkap untuk kelas 1 sampai kelas 6, serta memiliki tim pengembang kurikulum yang solid.
4) Memiliki struktur organisasi sekolah sesuai dengan tupoksi dan keahlian untuk mengoptimalkan pelaksanaan seluruh program sekolah.
5) Dapat meningkatakan kualitas dan pemenuhan standar kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui sosialisasi, seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang mendukung terhadap peningkatan profesionalisme kerja.
6) Dapat melengkapi dan menambah sarana dan prasarana pembelajaran seperti peraga elektronik, kelengkapan perpustakaan, serta sarana penunjang kegiatan non akademik seperti kegiatan keagamaan, olahraga, kesehatan dan kebersihan, melalui pemberdayaan sumber daya sekolah.
7) Memiliki kemampuan mengembangkan sarana penunjang pendidikan lain yang mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar dengan perbaikan bangku kursi siswa, dan kamar mandi, serta saluran air sekolah.
8) Dapat mengembangkan usaha pemenuhan keuangan sekolah dengan memberdayakan peran komite dan koperasi sekolah.
9) Terdapat kemitraan antara sekolah dengan sekolah lain dan kemitraan dengan instansi-instansi terkait yang mendukung program sekolah
10) Memiliki instrument monitoring dan evaluasi semua program kegiatan.

b. Jika sudah memiliki, apakah program tersebut sudah memenuhi unsur-unsur program sekolah berdasarkan MBS ?
Jawab : ya, semua program sudah memenuhi unsur-unsur MBS.

c. Jika belum memiliki, mengapa sekolah belum memilikinya, dan menurut anda faktor-faktor apa yang menjadi kendala sehingga sekolah tidak/belum memiliki program sekolah?
Jawab : MI AL MUJAHIDI sudah memiliki program sekolah.

d. Peran apa saja yang dilakukan olek Komite Sekolah dalam mengembangkan program pendidikan di sekolah (SD) yang bersangkutan.
Jawab : Adapun peran yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam pengembangan program pendidikan di sekolah MI AL MUJAHIDI antara lain :
1. Pelaksanaan rencana kerja/program jangka pendek dan jangka panjang, antara lain :
a. Melaksanakan sosialisasi Program Sekolah
b. Melaksanakan sosialisasi penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
2. Mengembangkan kegiatan kesiswaan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam bidang akademik dan non akademik, sehingga mampu bersaing dan memiliki sikap bermatabat. Kegiatan tersebut dapat berupa :
a. Melaksanakan kegiatan PSB dan MOS
b. Melaksanakan kegiatan peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan
c. Melaksanakan kegiatan siswa bertema lingkungan
d. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler secara optimal
3. Mengembangkan serta melaksanakan sosialisasi KTSP
4. Mengintegrasikan konsep penghijauan dan pengelolaan lingkungan ke dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler
5. Melaksanakan penyusunan, penataan, dan pengembangan struktur organisasi sekolah
6. Melaksanakan pengembangan dan pemenuhan sarana dan prasarana minimal kegiatan pembelajaran
7. Melaksanakan pengembangan dan pemenuhan sarana prasarana lainnya yang menunjang kegiatan belajar mengajar lebih nyaman dan kondusif
8. Mengembangkan usaha pemenuhan keuangan melalui kegiatan usaha sekolah
9. Melaksanakan pengembangan Budaya sekolah dan pendidikan berwawasan Lingkungan sekolah sehat
10. Menjalin hubungan kemitraan antara sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

2. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman anda (dari hasil membaca buku dan hasil observasi), susunlah RAPBS sekolah (jangan mencontoh di SD, tapi boleh merujuk untuk dikembangkan) untuk waktu 1 tahun.
Jawab:

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH
( RAPBS )
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
 
 
 
 
 
SUMBER DANA PENGGUNAAN
NO URAIAN JUMLAH (Rp) NO URAIAN JUMLAH (Rp.)
1. Rutin dari PEMKAB 1. Rutin dari PEMKAB
  1. Belanja Pegawai : 12 Bln x Rp. 25.400.000 304.800.000 1.1. Gaji Pokok Rp. 18.000.000 x 12 Bln 216.000.000
  1.2. Tunjangan Keluarga Rp. 2.500.000 x 12 Bln 30.000.000
  1.3. Tunj. Fungsional Khusus Rp. 3.000.000 x 12 Bln 36.000.000
  1.4. Tunj. Fungsional Umum
  1.5. Tunjangan Beras Rp. 1.300.000 x 12 Bln 15.600.000
  1.6. Tunjangan PPh. Rp. 600.000 x 12 Bln 7.200.000
  1.7. Pembulatan Rp. 485 x 12 Bln 5.820
  Jumlah 304.800.000 Jumlah 304.800.000
2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
  (136 x Rp. 200.000) 27.200.000 2.1 Pembiayaan PSB 800.000
  2.1. Belanja Barang dan Jasa 21.000.000
  2.2. Belanja Pemeliharaan 1.600.000
  2.3. Belanja Lain-lain 3.800.000
  Jumlah 27.200.000 Jumlah 27.200.000
 

Mengetahui Mengetahui Dibuat Oleh
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara Sekolah



  NIP NIP
















3. Apakah menurut anda layanan bimbingan dan penyuluhan di SD itu perlu?Jelaskan argumentasi anda!
Jawab : Sangat perlu. Sebab jiwa anak selalu berkembang sesuai usianya. Dalam perkembangan tersebut dibutuhkan bimbingan ke arah yang positif, sehingga perilaku anak dapat terarah dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan.